Saturday 16 January 2010

Mengenang Istri
-almarhummah; Sunarni

Selepas maghrib, kelam sebagaimana biasanya aku pulang kerja …

Ini rumah apa kapal pecah? Kataku
Nanti kubereskan, jawabmu
Tak kauperlihatkan lelahmu seharian,
terbias senyum yang selalu kau kembangkan
Serta tertutup oleh keperkasaan yag kau paksakan,
… tiap kali menyambutku pulang, dengan segelas minuman

Hari-hari dulu, itu yang kukatakan,
Tak ada kasih sayang dan pujian
Sebagai penghargaan

7 hari sudah berlalu,
tapi perihku masih bak sembilu

Sbagai nahkoda aku lengah,
Tak kuperhatikan awakku jengah, dan Lelah,

Setelah 7 hari berlalu
Kini rumah kita adalah keranjang sampah



Pada Tuhan aku bersaksi,
Istriku telah syahid dalam berbakti pada suami dan anak kami

Istriku,
72 bidadari kini selalu siap melayanimu,
Menjadi pelayan setia,
Yang tidak kau dapatkan di bumi,
Karena Tuhan telah melihat dharma baktimu

(konteks: dalam islam, setiap orang yang syahid, akan kekal di suwarga, ditemani oleh dayang/pelayan yang berwujud bidadari, yang berjumlah 72. Ini jauh dari kesan cabul, sebagaimana penggambaran sebagian orang )

No comments:

Post a Comment