Sunday, 31 January 2010

Ziarah



Mawar putih ini ku pilih untuk mu
Sesuai hatimu,
yang ku tahu
Suci dan penuh ketulusan


Satu lagi, ingin kuberikan,
Mawar merah jambu

Karena ku tahu,
Di dalam dirimu,
ada cinta menggebu



Rasanya ada yang lupa,
Mawar kuning juga kupinta,
Agar semua tahu
Dirimu begitu mulia

Akhirnya,
Dengan mawar,
dan sebait do’a
ku kunjungi rumah mu

Saturday, 23 January 2010

Tersebutlah kisah di Negeri Mimpi
Rakyat telah banyak kehilangan
Rampok dan begal tidak hanya orang jalanan

Alkisah
dipanggilah orang bijak, tapi kata rakyat; “bukan wejangan yang kami butuhkan !”
Orang pintar didatangkan, sekali lagi rakyat menentang; "...cuma teori !", kata mereka
Akhirnya maling didatangkan, ya... maling pasti tahu trik maling... :)

Dipasanglah jebakan di jalan, Segepok uang di dompet berlobang
Dalam dompet merk century, Dipasanglah uang dana BLBI

Sehari, dua belum dijamah, Apakah rakyat masih berbudi?
"Tidak demikian", pencuripun berguman, "Karena mereka ketakutan "
Tidakkah kau dengar cerita maling kecil yang teraniaya, karena kakao, kapas dan semangka ?

Ssst… maling mengingatkan,
tiba-tiba datanglah 3 kelana, Mereka adalah Aman, Adil dan tuntut…



Aman berkata, “lihatlah! Aku menemukan barang bukti”
Tuntut melanjutkan, “Baik, akan saya lengkapi berkas acara pemeriksaannya , setelah itu kita bagi tiga”
Adil mencoba arif, “jangan sembrono dulu, buat apa berkas perkara dan barang bukti! Jika akan dibagi tiga”.

Melihat gelagat tidak mengenakakan, malingpun kelabakan….
“Stop! stop! “, teriaknya
“Buat apa diperebutkan, ini hanya pancingan”
Adil tak mau kalah, “mestinya tidak perlu pancingan”, “itu suap”, teriaknya

Akhirnya, lewat bantuan mas warta, dikumandangkan lah penemuan tersebut
Riuh, seluruh warga, ada uang segepok dibuang untuk maling,
Hampir semua tak percaya, Logika tak sempurna, kata mereka

Tapi inilah nyatanya, Di negeri mimpi, semua bisa jadi nyata

Tuesday, 19 January 2010

Yang Kusuka dari Wanita Adalah Senyumnya



Yang ku suka dari wanita adalah senyumnya

Senyum pertama yang dilihat seorang anak adalah senyum ibu
Kala pertama membuka mata dalam dekapnya
Pun itu yang kulihat dari mata anakku
Ketulusan senyummu

Pada setiap wanita
Yang kusuka dari mereka adalah senyumnya

Senyum terindah adalah
saat kelahiran bayi mungil
Anak kita kau tunjukkan padaku
Ada Bangga dan ketulusan dari senyum mu

Yang kusuka dari setiap wanita adalah senyumnya

Pada mu istriku,
Yang selalu kusuka dari mu adalah senyummu
apalagi ditambah renyah tawamu
Lengkap seperti krupuk pada soto sokaraja :)

Saturday, 16 January 2010

Mengenang Istri
-almarhummah; Sunarni

Selepas maghrib, kelam sebagaimana biasanya aku pulang kerja …

Ini rumah apa kapal pecah? Kataku
Nanti kubereskan, jawabmu
Tak kauperlihatkan lelahmu seharian,
terbias senyum yang selalu kau kembangkan
Serta tertutup oleh keperkasaan yag kau paksakan,
… tiap kali menyambutku pulang, dengan segelas minuman

Hari-hari dulu, itu yang kukatakan,
Tak ada kasih sayang dan pujian
Sebagai penghargaan

7 hari sudah berlalu,
tapi perihku masih bak sembilu

Sbagai nahkoda aku lengah,
Tak kuperhatikan awakku jengah, dan Lelah,

Setelah 7 hari berlalu
Kini rumah kita adalah keranjang sampah



Pada Tuhan aku bersaksi,
Istriku telah syahid dalam berbakti pada suami dan anak kami

Istriku,
72 bidadari kini selalu siap melayanimu,
Menjadi pelayan setia,
Yang tidak kau dapatkan di bumi,
Karena Tuhan telah melihat dharma baktimu

(konteks: dalam islam, setiap orang yang syahid, akan kekal di suwarga, ditemani oleh dayang/pelayan yang berwujud bidadari, yang berjumlah 72. Ini jauh dari kesan cabul, sebagaimana penggambaran sebagian orang )