Saturday 5 December 2009

Pak Eko


Bermula dari seringnya berurusan dengan bank memaksa saya untuk rutin mengunjungi sebuah bank, dan karena kerapnya berjumpa dengan beliau, akhirnya kamipun saling menyapa. Pak Eko demikian namanya, seorang tukang parkir di sebuah kantor cabang pembantu dari sebuah bank ternama.

Dari rasa malas mengeluarkan receh untuk parkir –karena kadang tidak punya-, akhirnya saya mengusulkan parkir langganan bulanan. Ya setiap bulan saya mengeluarkan sekian ribu rupiah sebagai kompensasi dari setiap kali mampir ke bank tersebut. Usul diterima, kamipun bertambah akrab.

Keakraban bertambah, seiring dengan obrolan yang nyambung. Meski hanya seorang tukang parkir, beliau memiliki visi ke depan yang jelas dan memiliki wawasan agama yang bagus, sebuah sisi positif lain.

Pada PEMILU 2008 lalu, kebetulan saya mencalonkan diri dalam sebuah perhelatan akbar; PEMILU LEGISLATIF, dari suatu partai yang sedang naik daun, dan ternyata kampung Pak Eko masuk dalam wilayah DAPIL saya. Gayung bersambut, saat beliau mengundang kerumahnya. Undangan inipun saya tindak lanjuti, maklum saya butuh sosialisasi untuk mencari dukungan massa sebanyak mungkin.

Berkunjung ke rumah beliau juga membuat kaget, dibalik kesederhanaannya ternyata rumah Pak Eko lumayan tertata, saya dipameri beberapa batu mulia koleksinya. Rupanya disamping sebagai tukang parkir, beliau juga berjualan batu mulia, pantas saja rumahnya berlantai dua.

Sambutan Pak Eko dan Ibu, juga luarbiasa, keramahan jogja sangat saya rasakan, akhirnya meski tidak menang PEMILU legislative, saya tetap merasakan ketulusan bantuan dari beliau.

Akhir oktober 2009, Pak Eko member kabar kalau kedua anaknya telah lulus sarjana, dan salah satunya dalam waktu dekat akan melangsungkan pernikahan. Komentarnya, “setelah semua ini, akhirnya saya bisa menyelesaikan pendidikan kedua anak saya, bahkan menantu saya pun seorang insinyur”, tambahnya, "jika selesai semua ini Allah ngersakke saya, saya ikhlas, tuntas sudah pengabdian saya dan saya puas”.

Ya dengan segala kesederhanan dan pengorbanannya, perjuangan beliau untuk keluarga benar-benar mulia dan tanpa pamrih. Ini sungguh menjadi tauladan bagi saya dan semoga kita meneladani sikap dan pengorbanan beliau terhadap keluarga.

No comments:

Post a Comment